DG Nusantara - Qiu Zuguan: Pejabat VOC yang Dibenci Rakyat Hingga Jenazahnya Ditelantarkan
![]() |
Pekerja memproduksi peti khusus jenazah |
Pada masa kejayaan VOC di Batavia, banyak pejabat yang dikenal karena kebijakan kerasnya. Salah satunya adalah Qiu Zuguan, kepala lembaga Boedelkamer sejak 1715. Lembaga ini bertugas mengurus harta peninggalan orang-orang Tionghoa di Batavia, termasuk aset yang dibawa pulang ke negeri asal.
Meski jabatannya tidak setinggi Gubernur Jenderal, Qiu memiliki wewenang besar dalam urusan pajak dan warisan. Sayangnya, kebijakan yang ia buat justru menambah penderitaan rakyat, khususnya komunitas Tionghoa. Hampir setiap aktivitas dikenai pajak: pernikahan, kematian, bahkan sekadar mengurus sertifikat.
Baca juga : DG Nusantara - Maling Motor di Depok Panik Dikejar Massa, Nekat Cebur ke Kali
Sejarawan Leonard Blussé dalam The Chinese Annals of Batavia (2018) mencatat, kebijakan Qiu sangat memberatkan. Warga harus membayar pajak kepala, pajak kuku, hingga pungutan yang tidak masuk akal. Jika menolak, ancamannya denda 25 gulden atau penjara. Kondisi ini membuat masyarakat semakin tercekik, namun tidak berdaya.
Kebencian terhadap Qiu begitu mendalam. Puncaknya terjadi pada Juli 1721 ketika ia meninggal dunia. Alih-alih dihormati, jenazahnya justru ditolak warga. Peti matinya dibiarkan terbengkalai di jalan karena tidak ada yang mau mengusungnya ke pemakaman. Keluarganya sudah mencoba membujuk, namun tetap ditolak.
Akhirnya, mereka terpaksa menyewa orang untuk mengantar jasad Qiu ke liang lahat. Peristiwa ini menjadi simbol betapa kebijakan yang sewenang-wenang dapat meninggalkan warisan kebencian yang panjang, bahkan setelah sang pejabat wafat. Hingga kini, kisah Qiu Zuguan dikenang sebagai potret kelam bagaimana kekuasaan tanpa empati bisa berakhir tragis.
Daftar Isi [Tutup]
0 Komentar
Posting Komentar