![]() |
Poster Bubarkan DPR dan Bendera One Piece Ramaikan Demo di Depan Parlemen |
JAKARTA, DGNUSANTARA.xyz – Demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI pada Senin (26/8/2025) menjadi sorotan publik nasional. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat berkumpul sejak pagi, membawa poster, bendera, hingga simbol perlawanan untuk menyuarakan kritik keras terhadap parlemen.
Poster-poster bertuliskan “Bubarkan DPR beban negara” dan “Beban negara bukanlah guru tapi DPR, bubarkan DPR” diangkat tinggi, diiringi yel-yel lantang yang menggema di kawasan Senayan. Bendera Merah Putih berkibar berdampingan dengan bendera bergambar tengkorak ber-topi jerami ala serial One Piece, menegaskan pesan simbolis perlawanan.
Simbol Perlawanan: Dari Poster hingga Bendera One Piece
Simbol adalah bagian penting dari aksi protes. Kehadiran poster anti-DPR dan bendera Jolly Roger dari One Piece menciptakan narasi visual yang kuat. Poster dengan kata-kata provokatif menegaskan tuntutan, sementara bendera bajak laut dipandang sebagai lambang pemberontakan terhadap sistem yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Para orator menegaskan bahwa mereka adalah “pejuang-pejuang yang siap mati”, menuntut pembubaran DPR sebagai bentuk perlawanan terhadap korupsi, inefisiensi, dan kebijakan yang dinilai tidak pro-rakyat.
Ketegangan di Depan Gedung DPR/MPR
Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah memanas ketika sejumlah demonstran melempar botol berisi air mineral ke arah kompleks parlemen. Beberapa kardus dan sampah dibakar, memunculkan api kecil di depan barikade beton yang dijaga aparat.
Sekitar pukul 12.30 WIB, situasi semakin tegang ketika seorang demonstran memanjat mobil barikade polisi sambil menyerukan yel-yel. Aparat merespons dengan dorongan pintu besi dan pengerahan water cannon untuk membubarkan massa.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, bahkan terdengar berteriak keras “Majuu terus, maju terusss!” dari atas mobil komando, menambah dramatis suasana.
Korban Luka Akibat Kericuhan
Kericuhan tak terhindarkan. Dua orang peserta aksi dilaporkan luka-luka, satu di kepala akibat lemparan batu, dan satu di kaki. Mereka segera dievakuasi oleh anggota TNI yang turut berjaga di lokasi.
Meskipun situasi tegang, aparat tetap berusaha mengendalikan keadaan. Hingga pukul 12.50 WIB, kawasan DPR/MPR masih dijaga ketat, dengan aparat TNI-Polri mengawal barisan massa.
Analisis DGNUSANTARA: Makna Demonstrasi Politik Jalanan
Fenomena ini menggambarkan beberapa hal penting:
-
Krisis Kepercayaan Publik – Poster “Bubarkan DPR” mencerminkan rendahnya legitimasi parlemen di mata sebagian rakyat.
-
Simbol Pop Culture – Penggunaan bendera One Piece menunjukkan kreativitas massa dalam mengadopsi budaya populer sebagai simbol perlawanan.
-
Dinamika Sosial-Politik – Aksi jalanan tetap menjadi instrumen utama rakyat dalam menyuarakan aspirasi di luar mekanisme formal.
-
Tantangan Aparat – Polisi dituntut tegas namun tetap menjaga agar hak konstitusional untuk menyampaikan pendapat tidak terlanggar.
Konteks Global: Aksi Massa dan Simbol Perlawanan
Di berbagai belahan dunia, simbol-simbol budaya populer sering hadir dalam demonstrasi. Dari topeng Guy Fawkes di Occupy Wall Street, hingga bendera bajak laut dalam protes Eropa. Fenomena serupa kini hadir di Indonesia, menandakan keterhubungan global dalam budaya perlawanan.
Jalan ke Depan: Demokrasi, Dialog, dan Solusi
Demonstrasi adalah hak konstitusional. Namun, ketika aksi berujung ricuh, pesan substantif bisa hilang tertutup insiden. Untuk itu:
-
Parlemen harus membuka ruang dialog agar aspirasi rakyat tersalurkan secara formal.
-
Masyarakat sipil perlu memperkuat literasi politik agar tuntutan yang disuarakan konstruktif.
-
Aparat perlu menyeimbangkan penegakan hukum dan perlindungan hak warga agar kebebasan berpendapat tetap terjaga.
Kerangka Pengembangan ke 3000 Kata
Agar artikel mencapai panjang 3000 kata:
-
Tambahkan sejarah demonstrasi besar di depan DPR (1998, 2019, dll).
-
Profil gerakan mahasiswa & elemen sipil yang hadir di aksi 26 Agustus 2025.
-
Wawancara ahli politik & sosiolog soal krisis kepercayaan publik pada DPR.
-
Perbandingan dengan demo internasional (Hong Kong, Chile, AS).
-
Dampak sosial & politik jangka panjang dari aksi jalanan.
-
Respon pemerintah & DPR terhadap tudingan “beban negara”.
-
Opini publik/netizen sebagai cerminan persepsi masyarakat digital.
Dengan tambahan ini, artikel bisa tembus 3000 kata tanpa kehilangan kualitas SEO & human readability.
0 Komentar