DGNUSANTARA : Politisi PDIP Sebut Demo 25 Agustus Alarm Kuat dari Masyarakat untuk DPR
![]() |
dok.Kris Tjatra |
JAKARTA, DGNUSANTARA.xyz – Gelombang demonstrasi 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI masih menyisakan gema. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat menyuarakan kritik keras terhadap kinerja parlemen. Bagi politisi PDIP Kris Tjantra, aksi tersebut adalah alarm keras dari rakyat yang menunjukkan semakin menipisnya kepercayaan publik terhadap wakil mereka.
Demo 25 Agustus sebagai Cermin Ketidakpercayaan Publik
Kris menyebut demonstrasi yang terjadi bukan sekadar luapan emosi sesaat. Menurutnya, aksi itu adalah tanda bahaya (alarm) bahwa masyarakat sudah jenuh dengan sikap elit politik yang dinilai abai terhadap penderitaan rakyat.
“Terjadinya demonstrasi 25 Agustus kemarin sebagai alarm dari masyarakat yang semakin tidak percaya dengan anggota DPR,” ujar Kris.
Isu Tunjangan DPR di Tengah Krisis
Kekecewaan publik kian memuncak ketika di tengah maraknya PHK, kesulitan mencari pekerjaan, dan naiknya harga pangan, muncul kabar bahwa DPR justru menaikkan tunjangan anggotanya.
Kris menilai langkah itu menunjukkan ketidakpekaan elit politik terhadap realitas rakyat kecil. “Rakyat antre minyak goreng, tapi elite antre kursi jabatan,” tegasnya.
Jurang Rakyat dan Elite Kian Melebar
Fenomena tersebut, lanjut Kris, memperlebar jarak antara rakyat dan pemimpin. Kepercayaan terhadap demokrasi terancam terkikis bila praktik ini terus dibiarkan. Kritik serupa juga ramai bermunculan di media sosial, memperlihatkan betapa publik semakin frustrasi.
“Politik seharusnya alat untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, bukan panggung pertunjukan kepentingan pribadi,” kata Kris.
Baca juga : DGNUSANTARA: Aksi Demonstrasi di DPR/MPR 26 Agustus 2025, Simbol Perlawanan, Ketegangan, dan Dinamika Politik Jalanan
Analisis DGNUSANTARA
Kasus demo 25 Agustus dan pernyataan Kris menyingkap beberapa poin penting:
-
Krisis Representasi Politik → Rakyat merasa aspirasi mereka tidak tersampaikan dengan baik di parlemen.
-
Ketimpangan Sosial-Ekonomi → PHK massal dan kenaikan harga pangan jadi pemicu keresahan.
-
Elite Politik vs Rakyat → Perbedaan prioritas menegaskan jurang sosial.
-
Demokrasi di Ujung Tanduk → Bila kepercayaan hilang, legitimasi lembaga negara akan runtuh.
Konteks Global: Fenomena Universal
Krisis kepercayaan terhadap parlemen bukan hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara seperti Prancis, Chile, hingga Amerika Serikat juga mengalami protes publik terhadap kebijakan elit. Globalisasi informasi mempercepat penyebaran kritik, membuat aksi-aksi lokal mendapat resonansi luas.
Jalan Keluar: Empati, Transparansi, dan Reformasi
Menurut DGNUSANTARA, ada beberapa langkah penting yang harus ditempuh DPR:
-
Mengutamakan kepentingan rakyat dengan menunda kenaikan tunjangan dan fokus pada pemulihan ekonomi.
-
Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran negara.
-
Membangun komunikasi aktif antara DPR dan masyarakat melalui forum terbuka.
-
Mengembalikan esensi politik sebagai alat perjuangan, bukan ajang pencitraan.
Daftar Isi [Tutup]
0 Komentar
Posting Komentar