DG Nusantara - Pemerintah Pastikan Program MBG Tetap Berjalan Meski Kasus Keracunan Massal
![]() |
menu makanan bergizi gratis |
JAKARTA – Polemik kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di berbagai daerah tidak membuat pemerintah menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menegaskan bahwa MBG tetap dilaksanakan, meski pemerintah menerima banyak masukan masyarakat, termasuk usulan evaluasi total hingga penghentian sementara.
“Tentu didengar ya beberapa aspirasi dari beberapa kalangan yang minta ada evaluasi total, ada pemberhentian sementara, ada juga sambil jalan kita perbaiki, tapi tidak perlu menghentikan secara total,” kata Juri di Jakarta, Rabu (24/9).
Langkah Korektif Pemerintah
Juri menyebut pemerintah memilih langkah korektif dibanding menghentikan program prioritas Presiden Prabowo Subianto tersebut. Arahan Presiden jelas: MBG tetap jalan, tetapi dengan pengawasan yang lebih ketat.
“Tentu ini akan menjadi masukan yang baik bagi pemerintah, tapi sampai hari ini MBG akan tetap jalan,” ujar Juri.
Menurutnya, pengawasan menyeluruh akan dilakukan untuk memitigasi masalah teknis dan menutup peluang terjadinya insiden serupa. Pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas pelaksanaan agar manfaat program benar-benar sampai ke anak-anak yang membutuhkan.
Komitmen Menyelamatkan Program
“Yang penting kita menyelamatkan program yang baik ini, karena program ini kan dibutuhkan oleh anak-anak kita, yang ada di masyarakat kita, sehingga jangan sampai terjadi demoralisasi dalam program ini,” lanjut Juri.
Ia menekankan, setiap masalah yang muncul mendapat respons cepat dari pemerintah. MBG disebut sebagai program yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas gizi anak bangsa.
Baca juga : DG Nusantara - 301 Siswa Keracunan MBG di Bandung Barat, Diduga Akibat Ayam Kecap
Kasus Keracunan Massal di Bandung Barat
Kasus terakhir terjadi di Kabupaten Bandung Barat dengan dampak cukup besar. Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban yang terus bertambah.
Data mencatat, total korban keracunan mencapai 842 siswa sejak Senin (22/9) hingga Rabu (24/9).
-
Gelombang pertama: 393 korban di Cipongkor, dari siswa PAUD hingga SMK.
-
Gelombang kedua: 449 korban tambahan di Cipongkor dan Cihampelas.
Sejumlah siswa mengalami gejala berat mulai dari mual, muntah, dehidrasi, hingga kejang-kejang dan penurunan kesadaran.
Investigasi dan Evaluasi
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) bersama Kementerian Kesehatan dan BPOM kini melakukan investigasi menyeluruh.
Langkah evaluasi yang ditempuh meliputi:
-
Pengetatan standar dapur penyedia MBG.
-
Penutupan sementara dapur yang tidak memenuhi standar.
-
Peningkatan pengawasan distribusi makanan.
Kesimpulan
Meski menghadapi tantangan serius berupa kasus keracunan massal, pemerintah memastikan program MBG tidak akan berhenti. Fokus kini tertuju pada perbaikan kualitas, pengawasan ketat, dan evaluasi teknis agar insiden serupa tidak kembali terjadi.
Daftar Isi [Tutup]
0 Komentar
Posting Komentar